www.smartlink.biz.id, BELITUNG - TCI mengawali kegiatan medannya untuk Program Solusi di lima kampung yang ada di Kabupaten Belitung serta Belitung Timur, provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Acara akan dimulai pada awal Mei 2025 dengan proses penyampaian informasi dan penandatanganan perjanjian kolaborasi di beberapa desa pilihan yaitu Juru Seberang, Lassar, Perpat, Lintang, serta Simpang Tiga.
Proyek Solusi, yang berarti Kerjasama Terpadu untuk Pelestarian Biodiversitas, Darat, dan Pantai, adalah usaha kolaboratif di antara pemerintah Indonesia dengan Jerman.
Proyek ini dilaksanakan bersama-sama oleh konsorsium yang terdiri dari GIZ, ICRAF, Fondasi Kehati, dan SNV. Proyek ini juga mengikutsertakan mitra setempat dalam upaya penanganan depresiasi lahan dan pesisir di Indonesia.
Di Belitung, sebuah program dikelola oleh TCI yang berperan sebagai mitra lokal bagi Yayasan Kehati.
"Kami saat ini sedang dalam tahap sosialiasi dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Nanti setiap desa akan mengadakan aktivitas yang berbeda sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing," ungkap Ade Afrilian, Koordinator Program Solusi dari TCI pada hari Kamis (15/5/2025).
Di Juru Seberang, TCI akan merancang proposal untuk pariwisata ramah lingkungan, menanami kembali area dengan bakau, serta mengembangkan infrastruktur wisata yang terintegrasi dengan alam bersama pihak pemerintahan setempat.
Desa Lassar akan menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian dugong berkat adanya area rumput laut yang luas di daerah tersebut.
Penelitian akan dijalankan guna pelestarian dugong serta pada akhir dari TCI ini akan dipromosikan pembuatan regulasi desa untuk mengelola area tersebut.
Di Desa Lintang, program ini berfokus pada pelestarian Tarsius dan Lutung Putih, dua jenis satwa langka yang masih hidup di wilayah tersebut.
Desa Perpat akan dijadikan area intervensi dalam mengurus wilayah Gunung Kubing dan juga memajukan sistem silvofishery.
Di Tahura Gunung Lalang, program ini bertujuan untuk merestorasi sebanyak 28 hektar lahan menggunakan berbagai jenis tanaman buah dan pohon endemik setempat.
Menurut Ade, penentuan lokasi desa berdasar pada saran dari dalam organisasi serta karakteristik fisik lingkungan sekitarnya.
"Juru Seberang menggambarkan daerah pantai dan Hilir, dengan Hulu berada di Tahura. Perpat memiliki perpaduan antara pegunungan kecil dan lautan, sementara Lassar terkenal sebagai tempat tinggal dugong," jelasnya.
"Pendekatan yang digunakan di Belitung Timur ini didasarkan pada konsep DAS (Daerah Aliran Sungai). Untuk wilayah Hulu ada Simpang Tiga, Lintang untuk area tengah, sementara itu kami sedang mengevaluasi penambahan sebuah desa lagi di pesisir, bisa saja menjadi Lenggang atau Gantung," terangnya.
Pada saat ini, sudah ada fasilitator lokal yang dipersiapkan di masing-masing desa guna membantu implementasi program sampai tahun 2028.
TCI menginginkan bahwa dengan menggunakan metode yang berfokus pada ciri-ciri lingkungan tersebut, bisa menyelesaikan masalah pelestarian alam serta meningkatkan kehidupan masyarakat secara bersama-sama.
(www.smartlink.biz.id/Adelina Nurmalitasari)